“Hancur sudah impian saya. Apa yang bisa saya lakukan?”
Tidak asing membaca kalimat ini? Setidaknya kalimat yang senada. Dan ini adalah
wajar, tidak semua yang kita impikan akan tercapai meski kita sudah ikhtiar
dengan optimal. Banyak kemungkinan mengapa impian kita hancur...
Bisa jadi Allah menunjukan kepada kita, bahwa impian
kita itu bukan yang terbaik bagi kita. Bisa jadi Allah memberikan hikmah kepada
kita lewat kehancuran impian Anda. Bisa jadi Allah menguji kita. Bisa jadi
Allah akan memberi sesuatu yang jauh lebih baik dibanding impian kita. Bisa
jadi …. yah, banyak sekali kemungkinan.
Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah:216)
Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita bersikap
saat impian kita hancur berantakan. Banyak orang yang berhenti,
menyerah, dan
hanya mengeluh. Dia tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali sakit hati yang
semakin menggunung. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak lagi perlu bermimpi
karena mimpi mereka sudah hancur.
Tidak, sahabatku. Kata siapa impian itu hanya satu?
Kita bisa membangun impian yang lain dan mengejarnya lagi. Ingatlah apa yang
Anda impikan selama ini bukanlah satu-satunya impian. Dan juga belum tentu yang
terbaik. Atau… Kata siapa cara meraih impian cuma satu? Jika satu cara salah,
kita bisa coba cara lain. Mungkin juga kita kurang optimal dalam meraih mimpi.
Mungkin strategi kita salah, maka rumuskan strategi baru. Mungkin taktik kita
salah, maka rancanglah taktik baru.
Berhenti adalah cara pasti untuk gagal. Lebih parah
lagi, berhenti akan menjadikan kita tidak lagi menggampai mimpi-mimpi yang lain.
Jika impian Anda hancur berantakan, maka bangunlah mimpi baru dan/atau lakukan
cara baru dalam meraihnya.
Sebagai penutup, mari kita renungkan hadits berikut :
Aku mengagumi seorang
mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa
musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam
segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
0 komentar:
Posting Komentar